LOMBOK TIMUR - Meskipun Lombok Timur telah  sebagai daerah pertama di Indonesia yang berhasil mendeklarasikan pembentukan 100 persen Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) di seluruh desa dan kelurahan, namun  pelaksanaan program tersebut masih belum maksimal. Hingga saat ini, baru sekitar 20 persen dari total 254 desa dan kelurahan di Lombok Timur yang mencapai klasifikasi mandiri dan berkelanjutan.


H. Ahmat 



Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Lombok Timur, H. Ahmat. Menurutnya, Kampung KB bukan lagi menjadi tanggung jawab eksklusif satu institusi atau lembaga tertentu, melainkan telah menjadi gerakan bersama yang harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, baik pemerintah, tokoh masyarakat, maupun pihak swasta.


“Kampung KB merupakan satuan wilayah setingkat desa atau kelurahan di mana terdapat integrasi dan konvergensi dalam pemberdayaan serta penguatan institusi keluarga. Salah satu strategi utamanya adalah pengintegrasian program pembangunan sumber daya manusia yang berbasis keluarga,” jelas Ahmat.


Meski berhasil menjangkau seluruh wilayah administratif di Lombok Timur, kualitas implementasi program Kampung KB masih harus terus ditingkatkan. Data terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar desa masih dalam tahap pengembangan, dan belum menunjukkan indikator kemandirian yang mencerminkan keberlanjutan program secara nyata.


Ahmat juga menyoroti sejumlah persoalan utama yang masih menjadi tantangan besar dalam pengembangan Kampung KB. Di antaranya adalah tingginya angka kelahiran total (Total Fertility Rate), rendahnya tingkat partisipasi pasangan usia subur (PUS) dalam program KB, masih tingginya angka kelahiran remaja, kehamilan tidak diinginkan, hingga tingginya prevalensi stunting pada balita.


“Ini bukan sekadar tantangan statistik, tapi juga mencerminkan kondisi sosial dan kesehatan masyarakat yang harus segera ditangani dengan pendekatan lintas sektor,” tegasnya.


Namun Ahmat menyampaikan apresiasi atas meningkatnya keterlibatan lintas sektor dalam pelaksanaan program Kampung KB dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, sinergi antarinstansi, baik vertikal maupun horizontal, telah menunjukkan tren positif, meski perlu ditingkatkan lebih lanjut.


“Ke depan, kolaborasi ini harus terus diperkuat guna mewujudkan keluarga yang berkualitas dan menjadikan Lombok Timur sebagai kabupaten yang cerdas dan sejahtera,” tutupnya. (glk)