Pekerja Lokal Nganggur dan Tidak Punya Penghasilan
LOMBOK TIMUR - Aktivitas belasan usaha tambang galian C yang berada di sepanjang pinggir Kali Rumpang mulai dari Desa Kalijaga Kecamatan Aikmel sampai Korleko Kecamatan Labuhan Haji di tutup paksa oleh petugas bersama dengan warga Senin (30/9). Penutupan tersebutt tak lain setelah ratusan warga dari Desa Korleko melakukan aksi demo ke kantor DPRD Lotim, Polres dan kantor Bupati Lotim. Penutupan ini juga dilakukan terhadap usaha tambang yang telah mengantongi izin.
Penutupan tambang di sepanjang Kali Rumpang mulai dari Desa Kalijaga sampai Korleko menyebabkan masyarakat yang mengantungkan hidup sebagai pekerja di tambang galian C kini menganggur
Ketua Asosiasi Tambang Galian C Lotim H. Maidy angka bicara terkait dengan penutupan tambang tersebut. Dengan adanya penutupan ini para pengusaha tambang yang ada di sekitaran Kali Rumpang sangat merasakan dampaknya. Tidak hanya pengusaha tambang, namun masyarakat atau pekerja yang menggantungkan hidup sebagai buruh dari tambang juga menjerit . Begitu pun halnya dengan masyarakat yang berjualan di sekitar tambang juga ikut terkena imbas. Dimana dagangnya sepi pembeli karena tidak ada sopir dum yang datang membeli pasir.
" Setelah ditutup, kita sudah tidak lagi melakukan kegiatan apapun untuk menjaga kondisifitas di lapangan. Yang jelas usaha tambang galian C yang kami jalani ini sama sekali tidak pernah ada niat untuk mencemari lingkungan seperti yang dituduhkan oleh masyarakat. Tapi kita sebagai manusia pasti ada saja ke khilafan " ujarnya.
Ia menyebutkan satu usaha tambang mempekerjakan sekitar 20 sampai 20 warga , itu belum . Di kali Rumpang ada sekitar 12 usaha tambang, jika dikalikan dengan 20 orang pekerjaan sudah ada ratusan masyarakat yang dipekerjakan. Itu belum dihitung masyarakat yang mencari rizki sebagai penjual pasir eceran. Belum lagi pembangunan di Lotim tentunya juga tidak berjalan karena kesulitan mendapatkan material pasir.
" Sekarang setelah tambang di tutup masyarakat yang mencari makan sebagai buruh dari tambang galian C ini sudah tidak bisa lagi bekerja. Sekarang mereka mau cari kerja dimana. Mereka tidak punya sawah maupun usaha lain. Kalau seperti ini maka angka kriminalitas akan semakin meningkat " ujar Maidy.
Dampak positif lainnya imbuh Maidy selain membuka lapangan kerja dan membangkitkan perekonomian masyarakat, usaha tambang galian C ini juga sangat membantu pemerintah untuk membuka cetak sawah baru. Sejauh ini telah ada ratusan hektar sawah baru di berbagai wilayah di Lotim yang merupakan bekas lahan penambangan yang digarap menjadi lahan pertanian subur oleh masyarakat sekitar.
Untuk itu mewakili pengusaha tambang lainnya ia pun berharap supaya persoalan yang terjadi sekarang ini segera ada jalan penyelesaian. Maidy pun meminta pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya di Lotim supaya mencari solusi . Terutama dari segi regulasi berkaitan dengan tambang yang menjadi pemicu munculnya gejolak ditengah masyarakat. Tapi persoalan ini imbuh dia sebaiknya jangan sampai ada yang saling menyalahkan.
" Makanya kita menginginkan regulasi dari pemerintah daerah supaya bisa menengahi penambang dan masyarakat. Sekarang bagaimana kita bisa duduk barang termasuk juga meminta pertanggungjawaban dari pemerintah daerah selaku pemangku kebijakan.
Maidy juga sangat menyenangkan kenapa usaha tambang ini selalu dianggap negatif terutama dicap sebagai sumber pencemaran lingkungan. Padahal tambang yang telah mengantongi izin usaha terutama yang berada di sepanjang Kali Rumpang beraktivitas sesuai dengan SOP yang berlaku. Pertama mereka menyiapkan kolam pencucian, dan juga pembuangan limbah di lakukan dua kali dalam seminggu sesuai kesepakatan bersama antara pengusaha dan masyarakat. Yaitu di malam Rabu dan Minggu.
" Di Asosiasi ini ada sekitar 78 usaha tambang yang telah ikut bergabung. Dimana 42 usaha tambang dipastikan telah mengantongi izin, sebagian nya itu masih sedang dalam proses di provinsi. Makanya sekarang kita berharap aktivitas tambang yang telah ditutup itu bisa kembali di buka dan bisa tetap kondisif seperti semula " tutup Maidy.
Keluhan sama juga disampaikan Zulkarnaen pelaku usaha Tambang yang ada di Dusun Lendang Bur Desa Kalijaga Baru Kecamatan Aikmel. Disampaikannya Zulkarnaen usaha tambang yang dijalankan nya itu telah sesuai dengan SOP yang ada terutama apa yang telah disepakati dengan masyarakat. Salah satunya membuang limbah tambang dua kali dalam seminggu termasuk juga menyiapkan kolam pencucian.
" Selain itu kita juga tetap rutin setor PAD ke daerah. Kita setor PAD perminggu dengan nominal Rp. 5 sampai 9 juta. Kalau sebulan rata- rata kita setor sekitar Rp. 20 juta kalau setahun berarti 200 juta . Belum lagi kita juga mempekerjakan puluhan masyarakat yang berada di sekitar tambang. Dalam sebulan penghasilan masyarakat berkisar antara Rp. 1 juta sampai Rp. 1,5 juta " bebernya.
Dengan ditutupnuya tambang tersebut kini sekitar 40 warga yang bekerja di tambanya itu terpaksa menganggur " Kalau akan terus ditutup dimana masyarakat akan mencari kerja " tandasnya.
Sementara itu Amaq Habi warga Dusun Lendang Bur Desa Kalijaga Baru Kecamatan Aikmel yang sehariannya bekerja sebagai buruh di tambang galian C sangat kecewa dengan penutupan paksa terhadap tambang di tempatnya menggantung kan hidup bagi keluarganya Kita bekerja disini selama bertahun-tahun. Setelah ditutup kita tidak ada tempat cari makan . Kita cari kerja di tempat lain sulit " sesalnya.
Ia juga berharap supaya tambang ini segera dibuka. Karena dari sini lah ia bisa bisa mencari makan untuk kebutuhan sehari- hari " Kita juga tidak punya sawah seperti warga lain. Ini yang harus di pertimbangan juga oleh pemerintah. Pikirkan nasip kami sebagai masyarakat kecil di bawah " tandasnya. (glk)
Post a Comment